Penulis : Fyan Editor : Fred
Makassar (Phinisinews.com) – Trainer Utama Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC), Mitha Mayestika Kuen, S.IP, M.Ikom mengatakan, jangan pernah menghilangkan atau mengedit fakta gambar pada liputan jurnalistik, baik itu foto maupun video hanya karena alasan artistik.
“Jangan lakukan editing gambar untuk fakta jurnalis yang terekam dalam foto maupun videonews,” kata Mitha pada pelatihan jurnalistik (Journalism Private Training) “cara cepat menjadi wartawan profesional multitalenta” yang diselenggarakan P2MTC di kampusnya, Ruko Mall GTC Tanjung Bunga, Makassar, 20-21 Februari 2021, Minggu, diikuti kalangan Citizen Journalism, Copy Writer dan Desain Grafis.
Menurut dia, yang boleh dilakukan adalah mem-blur (mengaburkan) menggunakan fasilitas yang terdapat pada smartphone.
Gambar foto maupun video adalah sejuta kata, biarkan fakta gambar berbicara, kecuali itu melanggar kode etik serta tidak edukatif seperti sadistis, pornografi, iklan rokok dan lainnya, maka sebagian gambar tersebut harus di kaburkan (blur).
Manfaatkan telepon gengang pintar (smartphone - hp) anda untuk menciptakan karya jurnalistik kekinian sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini.
“Jangan hanya HP nya yang pintar, melainkan pemegang/pemilik smartphone itu juga harus pintar menggunakan teknologi maupun aplikasi yang ada di dalamnya untuk membuat karya terbaik, baik dalam konteks jurnalistik maupun saat mengisi konten media sosial (medsos), “ kata Mitha yang juga penulis Buku Kewartawan di Era Milenial.
Menurut dia, tidak sulit membuat video berita menggunakan smartphone dengan teknik dasar angle close up (jarak dekat), medium (menengah) dan longshot (jarak jauh) dengan sistem pengambilan gambat cut to cut dilengkapi narasi menggunakan rumus berita 5W+1H..
Cara ini, selain unuk produk jurnalistik praktis juga bisa jadi “surga” bagi pemain medsos di instagram dengan gambar bergerak kuliner, pariwisata dan lainnya. Dan semua bisa dibuat dengan hasil menarik, kata Mitha yang juga Dosen Komunikasi Universitas Indonesia Timur Makassar.
Direktur Eksekutif P2MTC, Fredrich Kuen, S.Sos, M.Si menjawab Pers usai pelatihan tersebut mengatakan, perkembangan teknologi komunikasi dapat mempermudah kerja jurnalistik dan wartawan kekinian dituntut menjadi multitalenta.
Jadi seorang wartawan saat ini harus memiliki kemampuan menulis berita, membuat foto berita dan membuat video berita dalam satu liputan, terutama bagi media online yang memiliki fasilitas penyiaran langsung tiga item itu. Berbeda dengan masa lalu, tiap orang wartawan hanya memiliki satu ketrampilan yakni pembuat berita adalah wartawan, pembuat foto berita adalah fotografer dan pembuat gambar video berita adalah kameraman.
Menyinggung ramainya kasus hukum yang menimpa wartawan di belahan nusantara, menurut Fredrich yang juga penulis Buku Jurnalisme dan Humanisme, pers harus berani melakukan otokritik terhadap dirinya.
Perusahaan Media Pers harus berani bertanya sejauhmana melaksanakan tanggungjawab pembinaan dan edukasi terhadap sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan untuk membuat wartawannya profesional.
Selain itu, sejauhmana organisasi pers yang jumlahnya cukup banyak melakukan pembinaan dan edukasi bagi anggotanya untuk menjadi wartawan profesional dan tampil melakukan pembelaan serta advokasi bila anggatanya mengalami delik pers.
Perusahaan Media dan organisasi pers adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap pembinaan dan edukasi untuk menjadikan wartawan profesional, bukan Dewan Pers.
Selama ini, dalam berbagai kasus hukum menyangkut pers dan produk berita, Dewan Pers hanya Tim Penilai dan tukang semprit yang ujung ujungnya hanya mengeluarkan rekomendasi penyelesaian menggunakan aturan hukum Pers atau Aturan Hukum Umum.
“Tidak perlu saling tuding banyaknya kasus hukum yang berkaitan dengan pers dan berita, melainkan mari bersama melakukan pembenahan, sebab ini adalah wajah kita, wajah pers nasiona,” ujar Fredrich yang juga pemegang sertifikat Penguji Kompetensi Wartawan.
Kalau Perusahaan media yang membuat media online hanya karena kemudahan reformasi dan organisasi wartawan yang belum mampu melakukan pembinaan dan edukasi secara maksimal bagi wartawan dan anggotanya, maka silahkan menggunakan lembaga pelatihan jurnalistik profesional untuk mempercepat pembinaan dan edukasi untuk menjadikan pekerja pers sebagai wartawan profesional, ujarnya. (FA/FK)
Oleh : Fredrich Kuen *
Makassar (Phinisinews.com) – Sorak gembira, wajah berseri dan sujud syukur merupakan wajah-wajah warga masyarakat di beberapa daerah pedalaman kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang selalu tampak saat daerahnya berhasil bebas dari keterisolasian infrastruktur jalan.
Dahulu hanya membayangkan kesejahteraan melalui koneksitas daerah produsen ke daerah pemasaran serta akses tembus kepariwisataan, maka kini secara bertahap semua menjadi kenyataan.
Sebab, Pemerintah Provinsi Sulsel, sekalipun di tengah keterbatasan gerak karena Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, namun tetap merealisasikan program membuka akses infrastruktur jalan di beberapa daerah terisolir di kabupaten.
Pembangunan akses jalan bagi masyarakat merupakan salah satu program prioritas Pemprov Sulsel untuk menjamin konektivitas, utamanya daerah terisolir di seluruh kabupaten kota, sekaligus sebagai pemenuhan hak masyarakat atas akses jalan yang memadai.
“Ini adalah program unggulan ‘Sulsel Terkoneksi’ yang fokus membuka akses jalan untuk daerah-daerah terisolasi dengan tujuan agar dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, kata Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah.
Itu dimungkinkan karena wilayah yang menjadi zona penyekat antara daerah produsen dengan daerah pemasaran berhasil diterabas seberat apapun kondisinya.
Prioritas Sulsel terkoneksi adalah daerah kantong produksi Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan lainnya. Untuk daerah pariwisata seperti Kabupaten Selayar, Bulukumba, Tana Toraja dan Toraja Utara, serta daerah lainnya, Sedangkan Pertanian/perkebunan seperti Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sinjai dan kabupaten lainnya.
Awal pekan ini Gubernur meresmikan untuk masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar ruas pekerjaan jalan Tanabau – Ngapaloka – Pattumbukung, sepanjang 3,50 kilometer dengan lebar 5,60 meter.
Sebelumnya diresmikan 10 kilometer jalan aspal kualitas terbaik dan tahun ini juga akan dituntaskan enam kilometer sisanya untuk membuka daerah terisolir di Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulsel ke akses pasar, sebab daerah itu merupakan daerah Perkebunan yang sangat potensial di Sulsel, kata Gubernur didamping Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sulsel, Prof Rudy Djamaluddin, saat meninjau dan meresmikan ruas jalan di dataran tinggi Palampang – Munte – Bontolempangan di Sinjai Barat.
Desa Bontolempangan yang berada di dataran tinggi Sinjai Barat merupakan hunian bagi sekitar 600 Kepala Keluarga (KK) yang umumnya berprofesi sebagai petani kopi dan jagung serta aneka produk pertanian lainnya yang lokasinya dikelilingi bukit yang berselimuti kabut, udara sejuk sangat terasa di Dusun Ambe, Desa Botolempangan, Sinjai Barat, tempat masyarakat menyambut iring-iringan Gubernur Sulsel. Setelah menempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Kabupaten Sinjai.
Penyambutan Gubernur di daerah yang selama ini terisolir itu dilakukan dengan protokol kesehatan secara ketat, pakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
“Jalan ini adalah urat nadi perekonomian dan masih ada jalan-jalan yang belum dapat dinikmati dengan baik, tentu ini akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Dengan selesainya jalan 10 km, masih ada enam kilometer lagi tahun ini akan kita tuntaskan,” ujarnya.
“Kalau ini tuntas, akses jalan dari Sinjai ke Kabupaten Bulukumba jauh lebih dekat, dan beberapa konektivitas lebih baik lagi. Saya kira jalan menjadi penting sekali karena ini akan membawa produk masyarakat ke pasar,” ujar Gubernur Nurdin.
Saat menanggapi antusias petani mengembangkan talas Jepang satoimo, Gubernur Nurdin menyampaikan, tahun ini Pemprov Sulsel melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bibit talas kepada petani sebagai diversifikasi dari tanaman yang selama ini sudah dikembangkan di Sinjai.
“Kadis Pertanian Sulsel akan memasok bibit dan pupuk. Setelah mandiri baru kita lepas. Kebutuhan akan talas itu sebulan mencapai 3.000 ton, di mana 80 persen dipasok oleh China. Kita berharap bisa menggantikan China,” kata Gubernur.
Selain membantu perekonomian masyarakat, Gubernur mengatakan, bahan pangan umbi-umbian ini akan menyehatkan masyarakat.
“Di samping nilai ekonomi, makanan ini sangat sehat untuk masyarakat. Sudah ada uji laboratorium, ini kolagen tinggi dan antioksidan tinggi, dan Pemprov juga akan bantu untuk pengadaan sapi sehingga bisa mengembalikan produksi susu di Sinjai Barat,” katanya.
Kepala Dusun Bihulo, Desa Botolempangan, Hasbi menyebutkan, sejak adanya jalan ini, akses petani untuk membawa produknya ke pembeli sangat lancar sehingga meningkatkan pendapatan petani.
Dia mengatakab, lahan seluas 50 hektare dimanfaatkan petani untuk menanam kopi, dengan potensi 800 kilogram per hektare. Tahun ini, petani juga siap mengembangkan budidaya talas Jepang satoimo.
Sebelum akses jalan di Selayar dan Sinjai itu, Gubernur juga sudah membuka daerah terisolir Seko di Kabupaten Luwu Utara yang sudah 74 tahun tidak dapat menikmati jalan bagus.
Jalur terisolasi menuju Kecamatan Seko, Luwu Utara, Sulsel, kini sudah dapat digunakan fungsional oleh warga. Jalur ini pernah viral karena ojek termahal hingga Rp 1,8 Juta
Jalur yang dulunya dikenal terjal dan berlumpur tersebut membuat akses dari Kota Masamba, Luwu Utara menuju Kecamatan Seko tidak dapat dilalui kendaraan roda empat dan hanya dilalui motor trail.
Jalur sepanjang kurang lebih 140 kilometer terus dirampungkan melalui dana APBN, APBD Provinsi Sulsel dan dana APBD Luwu Utara.
"Massifnya dukungan dari provinsi dan pusat membuat jalur itu sekarang kondisinya fungsional sampai ibu kota Kecamatan Seko," kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani .
Pada beberapa tempat, terbukanya akses infrastruktur daerah terisolir dibanrengi pembukaan akses telekomunikasi dengan pemasangan sejumlah alat penguiat sinyal yakni Vsat (Very Small Aparture Terminal).
Gubernur juga mengingatkan bahwa pembangunan proyek kecil yang bermanfaat banyak bagi masyarakat harus terus di optimalkan seperti pembangunan rest area.
“Biar kecil program ini, tetapi bisa dinikmati dan dikerjakan secara maksimal. Untuk itu maksimalkan semua pekerjaan seperti rest area. Bayangkan kalau itu jadi, banyak usaha yang bisa berjalan,” ujarnya.
Kunci kesuksesan dalam mengelola keuangan daerah khususnya di Pemprov Sulsel ini, bagaimana kerja tim work dan kolaborasi yang baik, menjadi penentu keberhasilan program di masing-masing OPD.
“Kuncinya jangan jalan sendiri-sendiri, karena kalau jalan sendiri-sendiri, Rp60 triliun pun anggaran tidak cukup,” katanya.
Untuk itu, walau Covid-19 masih ada, namun seluruh program dipercepat serta fokus sebab APBD 2021 ini betul-betul fokus digunakan dan dinikmati oleh masyarakat. Caranya, dengan berkomunikasi dan kolaborasi bersama OPD lingkup Pemprov Sulsel, pemerintah kabupaten kota, dan pemerintah pusat, ujarnya.
Teruslah melayani dan berupaya mensejahterakan rakyat dengan program efisien namun efektif serta dapat bermanfaat optimal bagi masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan. (Editor : Mitha K)
*Penulis adalah Direktur Eksekutif Phinisi Pers Multimedia Training Center (P2MTC) dan Penulis Buku Jurnalisme dan Humanisme.
Penulis : Fred Kuen / Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) - Tingkat kesembuhan pasien Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 89,7 persen dari jumlah total 45.919 kasus.
Berdasarakan data dari Pemprov Sulsel, adanya penambahan pasien sembuh sebanyak 510 orang, sehingga jumlah total sembuh 41.210 orang.
Ketua Konsultan Satgas Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin melalui release Humas Pemprov Sulsel, di Makassar, Rabu, mengatakan penanganan Covid-19 semakin membaik, terlihat mengalami peningkatan angka kesembuhan 89,7 persen.
“Angka kesembuhan telah mengalami peningkatan dari 88 persen ke 89,7 persen. Ini indikasi yang semakin membaik, menunjukkan ketahanan layanan semakin membaik,” katanya.
Guru Besar Epidemologi FKM Unhas ini mengatakan, penanganan yang maksimal dan program penanggulangan Covid-19 Pemprov Sulsel membuat angka kematian akibat virus Corona menurun menjadi 1,6 persen, dan lebih rendah dari nasional.
“Dapat juga dilihat dari angka kematian yang semakin menurun 1,6 persen. Angka ini lebih rendah dari nasional 2,8 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Wisata Duta Covid-19, Husni Thamrin mengatakan, pasien Covid-19 yang menjalani karantina di program isolasi mandiri sebanyak 598 pasien.
“Pekan ini sebanyak 598 pasien karantina di Wisata Duta Covid-19 sembuh,” ujarnya.
Menurut dia, total pasien Covid-19 yang menjalani karantina sebanyak 11.395 orang, dan selesai jalani karantina sebanyak 10.442. Sebanyak 131 dirujuk ke rumah sakit dan 10.311 sembuh dan sehat.
“Jumlah peserta yang masuk menjalani karantina di Wisata Duta Covid-19 sebanyak 11.395 diantaranya 10.442 orang selesai dirawat, 131 orang dirujuk ke rumah sakit, dan dinyatakan sehat 10.311 orang,” urainya. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Sebanyak 26 unit rumah untuk korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan yang dana pembangunannya berasal dari donasi (non pemerintah) diresmikan.
Donasi tersebut berasal dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) bersama YBM PLN UIW Sulselrabar dan Majelis Telkomsel Taqwa Sulawesi beserta para donatur lainnya.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman secara virtual, Rabu, meresmikan rumah untuk korban banjir bandang itu dihadiri Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Wildhan Dewayana, Ketua YBM PLN UIW Sulselrabar, Muhammad Akbar; Kepala BPBD Lutra, dan Muslim Muchtar mewakili Bupati Lutra.
Seluruh peserta virtual tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir baik yang berada di Makassar, Luwu Utara maupun yang memantau dari rumah hunian baru tersebut.
Wagub Sulsel, Andi Sudirman menyampaikan ucapan selamat dan apresiasinya atas peresmian hunian tetap untuk korban banjir bandang di Lutra. Ia mengaku senang melihat tingginya kepedulian dan bahu membahu membantu untuk orang yang terkena musibah. Apalagi musibah banjir bandang itu menyebabkan warga setempat kehilangan tempat tinggal.
Orang nomor dua di Sulsel itu pun berharap, adanya donasi untuk korban banjir bisa memulihkan ekonomi di daerah yang dijuluki Bumi Lamaranginang.
“Semoga dengan donasi ini sebagai bukti semangat gotong royong bersama pemerintah dalam upaya meringankan beban korban, sekaligus upaya mempercepat pemulihan ekonomi Luwu Utara,” jelasnya.
Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Wildhan Dewayana mengatakan, kegiatan ini rangkaian yang tidak terpisahkan dari program gotong royong atas respon terhadap bencana banjir bandang di Kabupaten Lutra. Hunian tetap itu diberikan dan diperuntukkan kepada 26 Kepala Keluarga (KK).
“Kami berharap program ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber inspirasi untuk kembali bangkit dengan semangat baru,” ujarnya. (FK/R-HMS/MK)
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) - Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah mengatakan, program unggulan Sulawesi Selatan Terkoneksi yang fokus membuka akses jalan untuk daerah-daerah terisolasir bertujuan agar dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat
Untuk masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar telah selesainya ruas pekerjaan jalan Tanabau – Ngapaloka – Pattumbukung, sepanjang 3,50 kilometer dengan lebar 5,60 meter.
Perhatian Pemprov Sulsel terhadap daerah bukan hanya di Selayar saja, namun hampir di semua daerah. Terlebih daerah yang memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan, seperti Selayar, Bulukumba, Tana Toraja dan Toraja Utara, serta daerah lainnya, kata Gubernur Nurdin Abdullah pada pertemuan terpadu di Makassar, awal pekan ini.
“Biar kecil program ini, tetapi bisa dinikmati dan dikerjakan secara maksimal. Tolong maksimalkan semua pekerjaan seperti rest area. Bayangkan kalau itu jadi, banyak usaha yang bisa berjalan,” ujarnya.
Menurut dia, kunci kesuksesan dalam mengelola keuangan daerah khususnya di Pemprov Sulsel ini, bagaimana kerja tim work dan kolaborasi yang baik, menjadi penentu keberhasilan program di masing-masing OPD.
“Kuncinya jangan jalan sendiri-sendiri, karena kalau jalan sendiri-sendiri, Rp60 triliun pun anggaran tidak cukup,” katanya.
Gubernur minta seluruh program dipercepat serta fokus di tahun 2021 ini. APBD 2021 ini betul-betul fokus digunakan dan dinikmati oleh masyarakat. Caranya, dengan berkomunikasi dan kolaborasi bersama OPD lingkup Pemprov Sulsel, pemerintah kabupaten kota, dan pemerintah pusat.
Dalam pertemuan tersebut, Protokol Kesehatan dilakukan secara ketat, semua menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) - Gubernur Provisi Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah meminta agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Sulsel, mempercepat program-program yang menjadi fokus tahun 2021.
Selain itu, diingatkan agar APBD Tahun Anggaran 2021 benar-benar dinikmati oleh masyarakat.
“Program betul-betul harus dikawal dengan baik seperti masalah sosial, fokus penggunaan anggaran, fokus pembangunan, perkecil program agar bisa dinikmati, kerja tim work, dan kolaborasi,” kata Gubernur Nurdin di Makassar, awal pekan ini.
Berdasarkan hasil evaluasi untuk tahun sebelumnya, Gubernur menyatakan bahwa banyaknya bantuan yang diberikan Pemprov Sulsel, tetapi pembangunannya tidak tuntas. Ia mencontohkan, bantuan untuk pembangunan masjid yang nominalnya kecil karena disesuaikan dengan proposal yang diajukan.
“Bayangkan kita bantu masjid setiap tahun, tetapi kecil-kecil, tidak tuntas. Tahun ini kita fokuskan langsung jadi, jangan kita sesuaikan dengan proposal. Pokoknya tahun ini kita tidak mau seperti itu lagi,” ucapnya.
Salah satu kunci untuk menuntaskan pembangunan, menurut Dia, adalah sinergitas. Pemprov harus berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah.
“Kuncinya, jangan jalan sendiri-sendiri. Karena kalau jalan sendiri-sendiri, puluhan triliun pun tidak cukup uang kita,” ujarnya.
Dia berharap, meskipun program-program yang dibuat kecil, tetapi bisa dinikmati oleh masyarakat dan dikerjakan secara maksimal. Salah satunya adalah rest area.
“Tolong maksimalkan semua pekerjaan, seperti rest area. Bayangkan kalau itu jadi, banyak usaha yang bisa berjalan, ada Pertamina yang bisa dibangun di situ, kuliner dan lainnya,” katanya.
Dia mengharapkan seluruh OPD mempercepat semua program yang menjadi fokus 2021 ini. Turun ke bawah, lihat langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya di Dinas PUTR dan beberapa dinas lainnya.
Percepat semua program karena refokusing sudah di depan gerbang. Ini harus betul-betul menjadi perhatian. Semasih kita punya uang, kita harus memanfaatkan dengan baik anggaran yang ada.
Pertemuan dengan jajaran terkait itu dilakukan dengan melaksanakan Protokol Kesehatan ketat, semua pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir yang telah disiapkan sebagai fasilitas prokes. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) – Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mamminasata merupakan upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros dan Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan.
Penandatanganan MoU itu dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah bersama empat kepala daerah (Makassar, Gowa, Maros, Takalar), PDAM, Kepala Balai Pompengan, dan pihak lainnya di Makassar, pekan ini.
“Kalau kita bicara soal air, belum terpenuhi sepenuhnya, apalagi kalau kita bicara Takalar, Gowa, Maros. Nah hari ini kita mulai hidupkan kembali rencana kita sejak tahun 2011 yang terhenti, karena ada komunikasi yang tidak nyambung,” ungkap Gubernur Nurdin.
“Ini wujud kolaborasi serta sinergi dan seluruh bupati terkait hadir menandatangani nota kesepahaman itu,” ujarnya.
Adapun anggaran kolaborasinya terdiri dari pemerintah pusat Rp473 miliar yang bersumber dari APBN. Sedangkan pemerintah Provinsi Sulsel menyediakan Rp196 miliar dari APBD. Dengan demikian, total anggaran keseluruhan sebesar Rp669 miliar.
“Bayangkan saja kalau SPAM Regional Mamminasata ini selesai. Empat kabupaten kota akan selesai menyangkut air bersih, karena air baku kita banyak anggaran juga. Pemerintah kabupaten kota yang akan membangun jaringan ke rumah-rumah,” jelasnya.
Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel, Prof Rudy Jamaluddin, menjelaskan, SPAM Regional Mamminasata ini akan ditempatkan di Somba Opu Makassar, dan penyusunan amdalnya sudah selesai.
“Penyusunan Amdal sudah selesai, 45 ribu meter bujur sangkar telah diserahkan kepada Pemprov Sulsel. DED di Kementerian sudah siap dan akan dilanjutkan dengan perampungan 2021, pelelangan konstruksi kuartal IV 2021, pembangunan akan dilakukan 2022,” ucapnya.
Seluruh kegiatan saat penandatangan MoU dilakukan dengan penerapan Protokol Kesehatan ketat, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. (FK/R-HMS/MK).
Penulis : Fred Kuen / Editor : Mitha K
Makassar (Phinisinews.com) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyerahkan bantuan logistik untuk korban bencana gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Senin.
Bantuan berupa kebutuhan pokok dan penunjang lainnya tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua DWP Provinsi Sulsel Sri Rejeki Hayat, kepada Pabandya Binsiaplat Koopsau II, Letkol Pas Radjo di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros. Nantinya, bantuan tersebut akan diantarkan kepada pengungsi korban gempa di Sulbar.
Sri Rejeki Hayat menyampaikan, pemberian bantuan ini sebagai bentuk kepedulian DWP Provinsi Sulsel kepada masyarakat yang terdampak bencana gempa di Sulbar.
“Kami merasa terpanggil sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia atas apa yang menimpa saudara kita di sana, karena duka yang mereka alami adalah duka bagi kita semua,” ucapnya.
Seluruh bantuan yang terkumpul tidak lepas dari partisipasi aktif seluruh elemen DWP Provinsi Sulsel dalam melakukan penggalangan bantuan.
“Mungkin nilainya tidak seberapa, tetapi kami berharap apa yang diberikan ini dapat sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Kami juga mendoakan agar kondisi di sana dapat berangsur pulih seperti sedia kala,” ujarnya. (FK/R-HMS/MK).