Print this page

Jurnalisme Investigasi Idealnya Beradaptasi Dengan TIK

Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom (Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT). Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom (Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT).
 

Oleh : Fyan Andinasari Kuen, S.IP, M.Ikom

 (Ka. Prodi Ilmu Komunikasi UIT).

Makassar (Phinisinews.com) – Perkembangan Pers yang sangat dinamis seiring kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) juga berdampak terhadap mekanisme kerja jurnalisme investigasi yang idealnya juga harus mengikuti perkembangan TIK dalam pola kerjanya.

Artinya, Jurnalisme Investigasi sekarang ini juga harus mengikuti kecenderungan perkembangan teknologi kekinian dalam menghimpun data pendukung kebenaran atau data pendukung kesalahan dalam pembuatan berita investigasi (investigasi news) sesuai kebutuhan.

Kalau dahulu lazim wartawan melakukan penyamaran atau memotret ala Paparazi (foto jarak jauh dengan zoom panjang), maka sekarang dikombinasikan dengan perkembangan teknologi, antara lain, melakukan pelacakan jejak digital, candid camera (kamera tersembunyi sangat kecil di kancing baju atau di tas gantung), membongkar rekaman arsip CCTV dan lainnya untuk mendukung fakta pembuktian investigasi.

Secara teoritis jurnalisme investigasi atau investigative journalism adalah teknik riset jurnalistik yang ditujukan untuk mengungkapkan fakta-fakta tersembunyi.

Jurnalisme investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita yang bersifat investigatif, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Selain itu, investigasi merupakan penelusuran terhadap kasus yang bersifat rahasia.

Berbeda dengan berita biasa / berita lempang (straight news). Reportase biasa hanya mengungkap apa yang terjadi dan tampak di permukaan.

Sedangkan reportase investigatif berusaha untuk menyingkap sesuatu dibalik permukaan. Ia memiliki fokus tertentu yang dituju. Peliputan jenis ini membutuhkan perencanaan matang dan waktu yang cukup panjang dalam pengerjaannya. Selain itu, resiko dan bahaya yang mengancam jurnalis investigasi lebih besar.

Sebab, ia berhadapan dengan figur, kelompok atau organisasi yang tidak ingin kejahatannya terbongkar. Prinsip liputan investigasi mengindikasikan kegiatan penggalian informasi.

Sebagaimana diketahui, di antara perkerjaan seorang wartawan ialah mengumpulkan informasi untuk membantu masyarakat memahami berbagai kejadian yang memengaruhi kehidupan mereka.

Penggalian informasi ini membawa seorang reporter melakukan tiga kegiatan yaitu Surface fact yakni penelusuran fakta-fakta dari sumber orisinil, seperti rilis berita, catatan-catatan tangan, dan berbagai omongan.

Reportarial enterprise yakni meliputi kerja memverifikasi, menyelidiki dan meliputi kejadian-kejadian mendadak serta mengamati latar belakang.

Selain itu, Interpretation and analysis yakni coba mengukur akumulasi informasi berdasarkan tingkat signifikasi, dampak, penyebab dan konsekuensinya.

Paul N. William, Ohio State University, Omaha, USA, menerangkan ada 11 langkah jurnalisme investigasi, antara lain Conception yakni unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut pencarian berbagai ide dilanjutkan Feasibility Study, Go-No-Go Decision, Basebuilding, Planning, Original Research, Reevaluation, Filling the Gaps dan langkah lainnya.

Dua hal yang signifikan yang mendasari reportase investigasi yaitu jurnalisme harus membawa muatan pencerahan publik dan seringkali juga kegiatan perlawanan.

Selain itu, ada empat ciri jurnalisme investigasi yaitu melakukan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan dari fakta yang akan diungkap, melakukan pelacakan jejak digital atau paper trail untuk mencari kebenaran atau kesalahan dalam mendukung fakta yang akan diungkap serta wawancara mendalam dengan pihak pihak yang terkait atau diduga terkait dengan investigasi.

Selain itu, menerapkan metode penyelidikan seperti penyamaran, menggunakan candid camera (kamera tersembunyi), dan lainnya sesuai perkembangan teknologi kekinian serta yang tidak kalah penting melakukan riset terhadap obyek berita investigasi.

Yang harus diperhatikan, teknik penulisan pemberitaan tetap mengacu pada teknik dasar penulisan berita menjawab 5W+H (what, where, when, who, why dan how) dengan pendalaman pada unsur why dan how seperti yang dilakukan pada penulisan indepht news (berita mendalam), namun perbedaannya terletak pada cara pembuktian serta cara menemukan fakta pendukung atau fakta tidak mendukung dari obyek investigasi.

Namun yang utama, kekuatan investigasi news bila diterapkan secara konsisten untuk pencerahan adalah double check and recheck, berimbang (cover both side) sekalipun kenyataannya nanti adalah berimbang dari sisi narasumber tetapi tidak berimbang dari sisi fakta investigasi, sebab yang ditemukan adalah dominan fakta pendukung kebenaran atau dominan fakta pendukung kesalahan.

Selain itu, praduga tidak  bersalah dilakukan secara konsisten serta menghindari trail by the press (pemberitaan sudah menghukum sebelum palu hakim diketuk).

Dalam teori jurnalistik, tiga hal menarik dari jurnalisme lanjutan yaitu berita mendalam (indepth news) yang merupakan pengembangan dari berita lurus (straight news) yang sifatnya realistis, lalu feature yang teknik penulisannya dalam bentuk penggambaran yang bersifat humanis serta investigasi news yang merupakan berita hasil investigasi.

Dalam pemberitaan investigasi tersebut, akan terjadi pro dan kontra tanggapan publik, sehingga diharapkan agar semua pihak netral dalam menilai kinerja pers dan selama pengungkapan fakta sesuai prosedur dan teori jurnalistik investigasi yang dilakukan secara netral tanpa tendensi apapun, melainkan hanya karena fakta awal menggiring pengungkapan yang lebih dalam, maka kerja jurnalistik investigasi tetap ditunggu sebagai karya jurnalistik yang sangat menarik.

Apalagi di era perkembangan teknologi komunikasi kekinian, banyak fakta pendukung dapat diungkap melalui dukungan kerja memanfaatkan teknologi komunikasi, sehingga sangat ideal jurnalisme investigasi terus beradaptasi untuk pemanfaatan teknologi informasi  komunikasi sehingga penyajian berita investigasi akan semakin, lengkap dan menarik. (Editor : FK).

Read 1339 times
Rate this item
(0 votes)
Published in Dokter News
Phinisi News

Latest from Phinisi News

Login to post comments